GRAHA WIDYA WISUDA tampak sangat meriah pada hari Rabu, 10 Mei 2017 lalu. Seperti nama yang disandangnya, hari itu gedung berkapasitas 750 orang tersebut penuh oleh para calon peraih sarjana, magister, dan doktor dari kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). Dalam Wisuda Tahap VII Tahun Akademik 2016/2017 untuk Program Pendidikan Doktor, Magister, Profesi Dokter Hewan, dan Sarjana tersebut, Dr. Rudi Irawan selaku ketua alumni Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor (SB-IPB) mendapat kesempatan untuk menyampaikan sambutan di depan rektor dan seluruh undangan.
“Lulusan IPB dikenal unggul, baik dari segi daya juang maupun intelektualitas. Namun sayang mereka masih kurang dalam bekerja sama dan bersinergi,” ujar Dr. Rudi yang juga berbicara sebagai perwakilan Himpunan Alumni IPB Pusat. Hadirin menyambut dengan tepuk tangan penuh semangat.
Tahap kolaborasi “Sudah saatnya kita memasuki tahap baru dengan kerangka konsep yang berbeda yakni collaborative advantage. Collaborative advantage tidak hanya memandang sebagai pesaing/kompetitor, tetapi kolaborator yang bersinergi. Fenomena model bisnis saat ini seperti ojek online, crowdfunding, online shop, dan media sosial lainnya menunjukkan arah bisnis maupun ekonomi ke arah yang kolaboratif yang menguntungkan semua pihak (win-win solution),” imbuhnya.
Lewat intonasi dan artikulasi yang jelas, Dr. Rudi mengingatkan bahwa daya saing Indonesia kini berada di urutan ke-41, jauh tertinggal dari Malaysia yang berada pada urutan ke-25, Thailand pada urutan ke-34, dan Singapura pada urutan ke-2. Penggangguran sebesar 7 juta jiwa pada tahun 2016, terutama pada tenaga kerja terdidik, menunjukkan terbatasnya lapangan kerja.
“Wisudawan diharapkan mampu menjadi solusi dengan keterbatasan lapangan kerja yang ada di Indonesia. Sudah selayaknya IPB menciptakan generasi-generasi tangguh dalam berwirausaha. Yakni menjadi Entrepreneur University,” lanjutnya yang kembali disambut dengan pekik optimisme.
Orientasi manfaat .
Dalam kesempatan tersebut, beliau juga melantik dua orang perwakilan wisudawan/wisudawati sebagai anggota baru Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (HA IPB). Suasana menjadi khidmat ketika beliau meminta agar antarfakultas, antardeparteman, antaralumni, dan antarlulusan IPB bisa berkolaborasi demi terciptanya kebermanfaatan bagi semua pihak dan stakeholder. “Kita sering diminta untuk unggul, tapi lupa untuk bermanfaat. Bukankah manusia terbaik adalah manusia yang memiliki banyak manfaat?” tanyanya dengan gaya retoris. Seisi ruangan tampak diam mengamini.
Lebih jauh Dr. Rudi meyakinkan bahwa potensi yang dimiliki Indonesia lebih dari cukup untuk maju, namun sayang tidak didukung dengan aksi kolaboratif sehingga selalu berakhir “chaos” (rusuh). “Penegak hukum yang bisa dibeli, pakar ekonomi yang menyesatkan, pakar teknologi yang merusak Sumber Daya Alam, pemimpin yang memaki dan ahli yang menipu,” sebut beliau saat menyinggung sejumlah contoh keunggulan yang tidak dibarengi orientasi kebermanfaatan.
Mengakhiri sambutannya, Dr. Rudi mengucapkan selamat kepada para wisudawan, terutama kepada wisudawan terbaik yang salah satunya adalah Dr. Adis Imam Munandar dengan IPB 4,0 (summa cumlaude) dan lama belajar 33 bulan yang juga merupakan kader terbaik di perusahaan Stania Prima Group. (Isnaini Komaruddin)